Ikhtisar:JAKARTA (Reuters) - Presiden Joko Widodo pada hari Kamis memperingatkan bahwa tidak akan ada lagi kebijakan untuk mengekang ekspor bijih nikel dan mineral lainnya, dan Indonesia akan membela diri terhadap pengaduan yang diajukan ke Organisasi Perdagangan Dunia oleh Uni Eropa.

JAKARTA (Reuters) - Presiden Joko Widodo pada hari Kamis memperingatkan bahwa tidak akan ada lagi kebijakan untuk mengekang ekspor bijih nikel dan mineral lainnya, dan Indonesia akan membela diri terhadap pengaduan yang diajukan ke Organisasi Perdagangan Dunia oleh Uni Eropa.
Pada bulan September, Indonesia yang kaya sumber daya alam ini mengumumkan akan menghentikan ekspor bijih nikel mulai 1 Januari, dua tahun lebih awal dari yang ditunjukkan, keputusan yang ditetapkan pastinya akan mengganggu pasokan global.
“Ketika kami menggugat, kami akan menghadapinya. Yang paling penting adalah kita tidak berbalik, kita tidak kembali, ”kata Widodo dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Sekretariat Kabinet.
Jokowi mengulangi keputusannya bahwa ekonomi terbesar di Asia Tenggara seharusnya mengekspor lebih sedikit bahan mentah dan lebih banyak barang olahan untuk menciptakan nilai tambah dan pekerjaan di dalam rumah sendiri.
Indonesia yang adalah produsen bijih nikel terbesar di dunia telah menjadi eksportir utama baja nirkarat sejak Jokowi mengadopsi kebijakan ekspor yang lebih ketat terhadap bijih nikel. Ia juga melihat lonjakan investasi asing dalam peleburan, terutama dari Tiongkok.
Uni Eropa mengajukan keluhannya bulan lalu atas pembatasan Indonesia dalam mengekspor nikel dan bahan baku lainnya untuk kepentingan industri peleburan dan baja tahan karatnya sendiri.
“Untuk kepentingan nasional kita, apa pun yang diprotes oleh negara lain akan kita hadapi. Kami tidak ragu, ”kata beliau.
Pak Presiden sekarang juga mendorong untuk pengembangan kendaraan listrik dan fasilitas produksi baterai yang akan menggunakan pasokan bijih nikelnya.