Ikhtisar:Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) mengajukan usulan ke Pengadilan untuk menjatuhkan hukuman berat kepada EminiFX dan Eddy Alexandre terkait kasus penipuan skema ponzi oleh platform broker forex tersebut. Adanya wacana tambahan hukuman denda perdata sekitar US$ 45 juta di 2025, selain dari vonis pidana 9 tahun penjara dan denda setara Rp 3,2 Triliun yang sebelumnya telah diputuskan.

Kasus penipuan broker forex EminiFX menjadi salah satu skandal finansial terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Dengan kerugian mencapai miliaran dolar dan melibatkan puluhan ribu investor, kasus ini memberikan pelajaran penting tentang bahaya investasi ilegal berkedok trading forex maupun kripto.
Artikel ini akan mengulas secara lengkap mulai dari definisi penipuan broker forex, kronologis skema Ponzi EminiFX, hingga vonis pidana pengadilan terhadap CEO Eddy Alexandre, serta usulan CFTC untuk mengenakan tambahan hukuman denda perdata di 2025.
Apa Itu Penipuan Broker Forex
Penipuan broker forex adalah praktik ilegal di mana sebuah perusahaan atau individu mengaku sebagai broker resmi, namun sebenarnya tidak memiliki izin atau regulasi yang sah. Tujuan utamanya adalah menipu investor dengan janji keuntungan besar dalam waktu singkat.
Ciri-ciri umum penipuan broker forex antara lain:
- Tidak memiliki regulasi resmi dari lembaga keuangan terpercaya.
- Menawarkan imbal hasil tetap yang tidak realistis, misalnya 5–10% per minggu.
- Sulit melakukan penarikan dana, bahkan akun investor bisa diblokir.
- Menggunakan testimoni palsu atau strategi pemasaran agresif untuk menarik korban baru.
Kasus EminiFX adalah contoh nyata bagaimana ribuan investor bisa terjebak dalam skema Ponzi yang dibungkus dengan label “broker forex dan kripto modern”.
Pengajuan Denda US$ 45 juta Oleh CFTC
Pada tanggal 25-September-2025, CFTC mengajukan Permohonan Perintah Tetap dan Sanksi Uang Sipil terhadap para terdakwa. Dokumen tersebut, menyatakan bahwa para terdakwa harus membayar denda perdata sebesar empat puluh lima juta seratus empat puluh delapan ribu lima ratus dolar ($45.148.500).
Pada bulan Mei 2022, CFTC mengajukan enam tuntutan yang menuduh Eddy Alexandre, secara individu dan sebagai prinsipal dan agen EminiFX, Inc., secara curang meminta dan menerima lebih dari $200 juta dari peserta kumpulan untuk kendaraan investasi gabungan dalam kepentingan komoditas dan menyalahgunakan jutaan dolar dana peserta.
Para terdakwa menerima dana dari ratusan orang untuk diduga berdagang valas dan mata uang kripto, serta kontrak berjangka dan opsi, di sebuah klub investasi. Para terdakwa menjamin keuntungan sebesar 5% per minggu kepada nasabah.
Faktanya, para terdakwa hanya menggunakan sekitar $9 juta dari dana nasabah untuk berdagang valas dan mata uang kripto di akun atas nama Alexandre. Alexandre kehilangan hampir 70% dari jumlah tersebut—sekitar $6,2 juta—akibat perdagangan dan biaya yang tidak menguntungkan.
Pengaduan CFTC menuduh para terdakwa juga menyalahgunakan sejumlah besar sisa uang pelanggan dengan mengirimkannya ke rekening atas nama Alexandre, menggunakannya untuk membayar pelanggan lain dalam skema seperti Ponzi, dan menggunakannya untuk pengeluaran pribadi Alexandre.
Alexandre kemudian mengaku bersalah atas tuduhan pidana berdasarkan perilaku dasar yang sama, dan pada tanggal 25 Juli 2023, putusan pidana dijatuhkan terhadap Alexandre, yang menyatakannya bersalah atas penipuan komoditas berdasarkan 7 USC §§ 9(1) dan 13(a)(5) dan 17 CFR § 180.1.
Detail Kronologis Skema Ponzi dan Vonis Pengadilan
CEO EminiFX, Eddy Alexandre, terbukti menjalankan skema Ponzi yang merugikan lebih dari 25.000 investor.
- Modus Penipuan: Alexandre menjanjikan keuntungan tetap 5% per minggu melalui “akun robo-advisor” yang diklaim mampu menggandakan modal dalam lima bulan.
- Fakta Sebenarnya: Dana investor tidak benar-benar diinvestasikan. Sebagian kecil dipakai untuk trading, sementara sisanya digunakan untuk membayar investor lama atau dipakai untuk kepentingan pribadi, termasuk membeli mobil mewah.
- Vonis Pengadilan: Pada Juli 2023, Pengadilan Distrik Selatan New York menjatuhkan hukuman 9 tahun penjara kepada Eddy Alexandre. Ia juga diwajibkan membayar restitusi sebesar USD 214 juta (setara Rp 3,2 triliun) kepada para korban.
- Receivership: Pengadilan menunjuk kurator independen (Receiver) untuk mengelola aset EminiFX dan mendistribusikan dana ganti rugi kepada korban.
Kasus ini menegaskan bahwa janji keuntungan tetap dalam investasi forex hampir selalu menjadi tanda bahaya.
Sempat Melibatkan Nama Interactive Brokers
Kasus EminiFX semakin kompleks ketika nama Interactive Brokers (IBKR) ikut terseret. Berdasarkan laporan WikiFX, Receiver EminiFX sempat menggugat Interactive Brokers dengan tuduhan kelalaian.
- Tuduhan: IBKR dianggap lalai karena mengizinkan Eddy Alexandre menyetorkan jutaan dolar dana investor ke rekening pribadinya, yang kemudian hilang akibat trading berisiko tinggi.
- Proses Hukum: Gugatan awalnya diajukan di Pengadilan Distrik Selatan New York, namun kemudian dialihkan ke Mahkamah Agung Negara Bagian New York.
- Kerugian Investor: Receiver menuduh bahwa lebih dari USD 7 juta dana investor hilang akibat transaksi yang dilakukan melalui IBKR.
- Putusan Terbaru: Hakim akhirnya menghentikan gugatan tersebut, meskipun kasus ini sempat menimbulkan sorotan besar terhadap peran broker besar dalam mengawasi transaksi kliennya.
Keterlibatan nama besar seperti Interactive Brokers menunjukkan betapa luasnya dampak kasus EminiFX terhadap industri keuangan global.
Apa Itu EminiFX, Inc. Receivership
Untuk melindungi hak investor, pengadilan menunjuk David Castleman sebagai Receiver resmi EminiFX. Situs resmi EminiFX Receivership menjelaskan bahwa tugas Receiver adalah mengelola aset perusahaan, memverifikasi klaim investor, dan mendistribusikan dana ganti rugi.
Beberapa poin penting dari Receivership:
- Distribusi Dana: Hingga 2025, lebih dari USD 85 juta telah dibayarkan kepada ribuan korban dalam beberapa gelombang pembayaran.
- Skema Pembayaran: Investor dengan deposit di atas USD 1.000 menerima 45% dari total deposit (dikurangi penarikan), sementara investor kecil dengan deposit ≤ USD 1.000 menerima 55% sebagai pembayaran final.
- Transparansi: Semua laporan keuangan, status distribusi, hingga jadwal pembayaran dipublikasikan secara terbuka di situs resmi Receivership.
- Tujuan Utama: Memastikan dana korban dikembalikan secara adil, sekaligus mencegah Alexandre maupun pihak terkait mengambil keuntungan dari aset yang tersisa.
Receivership ini menjadi contoh nyata bagaimana sistem hukum Amerika Serikat berusaha memberikan keadilan bagi korban penipuan investasi.
Kesimpulan
Kasus penipuan EminiFX adalah peringatan keras bagi para trader forex dan kripto di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dengan modus skema Ponzi, Eddy Alexandre berhasil menipu puluhan ribu investor sebelum akhirnya dijatuhi hukuman berat.
Dampak Kasus EminiFX Bagi Dunia Forex:
· Kasus EminiFX menimbulkan banyak dampak, di antaranya:
· Meningkatnya kewaspadaan investor terhadap janji profit tidak realistis.
· Regulator lebih ketat dalam mengawasi broker forex dan platform investasi online.
· Citra industri forex terganggu, terutama di mata investor pemula yang mudah tergiur iming-iming keuntungan cepat.
· Munculnya kebutuhan literasi finansial, agar masyarakat lebih paham risiko investasi.
Beberapa pelajaran penting yang bisa diambil:
1. Jangan mudah percaya pada janji keuntungan tetap dalam investasi forex.
2. Selalu periksa legalitas broker melalui regulator resmi.
3. Waspadai broker yang sulit diajak transparan terkait dana nasabah.
4. Gunakan sumber terpercaya seperti WikiFX atau situs resmi regulator untuk memverifikasi kredibilitas broker.
Dengan memahami kasus ini, diharapkan para trader lebih waspada dan tidak mudah terjebak dalam penipuan broker forex serupa. Ketik; eminifx pada kolom kotak pencarian nama broker di beranda situs web WikiFX untuk melihat lebih banyak lagi referensi asli yang selengkapnya.